BERN - Hari ini, Jumat 21 Desember 2012,
merupakan tanggal berakhirnya dunia yang selama ini hangat menjadi
perbincangan masyarakat dunia. Adalah suku Maya melalui kalendernya yang
menyebabkan dunia geger. Menanggapi itu, tim peneliti asal Swiss
melakukan penelitian tentang suku Maya. Penelitian mengungkap sebuah
pencerahan baru pada perubahan drastis di peradaban Maya kuno.
Dilansir
Swissinfo,
Jumat (21/12/2012, peneliti juga mengungkapkan bahwa kiamat dunia tidak
akan terjadi dalam waktu dekat. Para ahli ini juga menjelaskan bahwa
kalender masehi saat ini tidak ada kaitannya atau tidak selaras dengan
suku Maya.
Beberapa tahun lalu, Sebastian Breitenbach, peneliti
di Swiss Federal Institute of Technology di Zurich, memberikan stalagmit
(susunan batu kapur berbentuk kerucut) dari gua di wilayah Belize. Area
ini merupakan bagian dari kerajaan Maya kuno.
Ahli sejarah masa
lampau atau paleoklimatolog ini menemukan isotop yang stabil, seperti
uranium, yang menandakan curah hujan dan perubahan lingkungan lainnya di
ribuan tahun lalu. Bersama dengan tim internasional, Breitenbach
menganalisis stalagmit serta terkejut oleh akurasi yang ia temukan.
"Akurasi
adalah sekira lima sampai sepuluh kali lebih baik daripada apa yang
tersedia dari wilayah ini, di Belize," ujar Breitenbach. Ia mengatakan,
di Yucatan, tim peneliti memiliki beberapa catatan stalagmit, namun
apapun yang terjadi di wilayah tersebut, bahkan data iklim yang belum
ter-publish yang mereka tahu, memiliki kesalahan yang jauh lebih besar.
Suku Maya Modern
Meskipun
sudah umum untuk merujuk pada kemunduran kota Maya sebagai "runtuhnya"
peradaban mereka, para peneliti menunjukkan bahwa masyarakat mereka
tidaklah hilang. Namun, mereka hanya berubah dan tersebar.
"Kami
tidak bisa berbicara tentang kepunahan Maya ketika masih ada lebih dari
lima juta dari mereka berbicara bahasa mereka. Mereka juga melestarikan
pandangan dunia mereka," tutur Eric Velasquez dari National Autonomous
University of Mexico.
Ia mengatakan, suku Maya telah mengambil
budaya mereka ke tempat lain dan kini tinggal di luar wilayah atau
teritorial mereka, bahkan di kota besar. "Mereka merupakan orang-orang
modern yang hidup di dunia kita, mereka mewarisi tradisi leluhur,"
imbuhnya.
Breitenbach mengatakan, ada juga keturunanan suku Maya
yang hidup di Amerika Tengah. Ini membuatnya jelas bahwa mereka tidak
menghilang begitu saja.
"Suku Maya masih berada di sekitar sana.
Ini tidak terlihat bahwa mereka runtuh dan semua orang (suku Maya) mati.
Pandangan bencana (kiamat 2012) dalam hal ini, berarti (rumor) tersebut
tidak akurat," terangnya.
Bagaimanapun, menurutnya, rincian
tentang suku Maya modern masih belum diketahui. Akan tetapi, menjadi
sebuah hal yang menarik melihat banyak orang di kota-kota bermigrasi ke
dalam hutan dan desa yang kecil. "Itu adalah sesuatu yang benar-benar
menarik," pungkasnya.
(fmh)