Rabu, 23 Januari 2013

Jangan Perhatikan Cangkirnya


Jangan Perhatikan Cangkirnya ~ Ada beberapa anak muda yang berencana untuk mengunjungi gurunya sewaktu mereka masih duduk si bangku sekolah. Sekelompok anak muda itu mulai terlibat percakapan dengan mantan gurunya. Mereka menceritakan bahwa pekerjaan dan kehidupan yang mereka lalui membuat stres.

Selang beberapa menit, guru itu pun pergi ke dapur untuk membuatkan teh. Guru itu mengambil semua gelas dan cangir yang ada di laci dapurnya. Ada gelas biasa, gelas plastik, cangkir keramik, dan cangkir kristal. Guru itu menyuruh para mantan muridnya untuk menuangkan sendiri  tehnya.

Saat semuanya sedang menikmati teh, guru itu berkata, "Lihatlah, semua gelas dan cangkir yang mahal telah diambil dan yang tersisa hanyalah gelas plastik yang jelek. Normal bila kalian menginginkan yang terbaik dalam hidup kalian, tetapi itulah yang sebenarnya membuat hidup kalian menjadi stres."

"Perlu kalian sadari bahwa gelas-gelas yang terbaik dan kalian ambil tidak mempengaruhi kualitas dan rasa teh itu sendiri. Dan orang biasanya menggunakan cangkir-cangkir mahal untuk menutupi apa yang mereka minum. Sadarilah bahwa yang kalian inginkan adalah teh, bukan cangkirnya. Tetapi kalian memilih cangir yang terbaik dan mulai memperhatikan cangkir orang lain. Seperti itulah yang terjadi dalam hidup kita."

Kehidupan itu bagai teh. Harta, jabatan, dan pekerjaan itu hanyalah cangkirnya. Cangkir adalah sarana untuk mengisi kehidupan. Cangkir yang kita miliki tidak dapat mencerminkan kualitas kehidupan yang kita miliki. Seringkali kita hidup hanya berfokus pada cangkir tetapi tidak pernah bisa menikmati teh yang Tuhan berikan kepada kita."
Tuhanlah yang membuat tehnya, bukan cangkirnya.
Jadi mulailah untuk belajar menikmati tehnya, bukan cangkirnya.

0 komentar:

Posting Komentar