Ada satu keluarga yang pada awalnya hidup harmonis. Akan
tetapi dengan bertambahnya usia, maka kasih itu pun luntur. Hal itu terjadi
pada seorang kakek yang hidup dengan anak dan menantu serta cucunya. Kakek itu
sudah sangat tua dan rabun, sehingga untuk berjalan pun susah.
Setiap makan bersama, selalu terjadi keributan di meja
makan. Sang kakek sering menumpahkan makanan, memecahkan gelas atau pun piring,
dan bahkan sering menabrak tubuhnya ke meja makan hingga semua hancur
berantakan. Omelan-omelan pun keluar dari anak dan menantunya.
Itulah yang terjadi setiap hari. Karena merasa tak ingin
terganggu, maka menantu dan anaknya membuatkan kursi khusus dari kayu dan
meletakkannya di sudut ruangan. Semua peralatan makan pun terbuat dari kayu.
Hari berikutnya suasana saat makan pun menjadi lebih baik tanpa gangguan dari
sang kakek.
Saat terlelap tidur, mereka mendengar sayup-sayup isak
tangis. Ternyata berasal dari salah satu sudut dimana mereka meletakkan meja
kayu itu. Di dapatinya sang kakek tengah menangis, membanjiri meja kayu
tersebut. Tidak ada belas kasihan. Yang ada hanyalah omelan.
Sore itu mereka habis melakukan perjalanan ke tempat yang
jauh. Rupanya mereka telah menitipkan sang kakek ke panti jompo yang tempatnya
jauh di luar kota. Secara tdak langsung, mereka telah membuang kakek dari
kehidupan keluarga itu.
Malam itu, sang ayah sedang melihat anaknya sedang membuat
mainan dari kayu dan memasukkan beberapa lembar uang mainan dan beberapa potong
baju ke dalam tas. Ayah pun merasa penasaran dengan apa yang dimainkan oleh
anaknya.
"Nak, kau sedang apa?"
"Aku sedang membuat kursi kayu untuk ayah dan ibu. Lalu
aku akan meletakkannya di samping kursi kakek di sudut ruangan itu. dalam tas
ini ada uang dan baju untuk membawa ayah dan ibu ke tempat kakek yang jauh
disana."
Tidak lama kemudian, sang ayah menjadi sangat menyesal.
Timbul kesedihan yang mendalam di dalam hatinya. Dia telah menanmkan hal buruk
kepada keluarganya dan apabila tidak segera diperbaiki, maka dia akan memetik
buahnya.
Keesokan harinya, mereka menjemput sang kakek dan
membiarkannya untuk makan bersama-sama dengan mereka. Tidak ada lagi kursi
kayu. Tidak ada lagi sudut ruangan yang menangis. Tdak ada lagi omelan. Yang
ada sekarang hanyalah kebahagiaan dan saling mengasihi
0 komentar:
Posting Komentar